Bahkan Bidadaripun Membalas Suratku
From: Bidadari Koridor Kampus
Ya, tahukah
kamu? Aku masih merasa semua yang kamu ungkapkan dan kamu tuliskan itu hanya
mitos. Aku sedikit tidak percaya, bahwa aku adalah orang yang mampu membuatmu
tergila-gila hanya karena senyum yang aku perlihatkan saat aku sedang tertawa bersama
teman-temanku. Aku sedikit tidak percaya, bahwa aku adalah alasan kamu begadang
buat aku hanya untuk menuliskan semua perasaan yang kamu rasakan saat itu yang
bahkan mungkin kamu tidak tau sama sekali aku siapa.
Ya, dan
tahukah kamu? Setelah aku menelisik sambil melihat kembali
penjelasan-penjelasan yang telah kamu berikan, aku mulai yakin bahwa kamu tidak
bohong. Itu merupakan tulisan terjujur yang bahkan aku tidak lihat di buku maupun
di film yang pernah aku lihat, semuanya berbeda, kamu mengungkapkannya dengan
sangat sederhana tapi mampu membuatku tergila-gila.
Ya, aku
mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Kamu, lelaki biasa yang juga mencintaiku
dengan cara yang tidak biasa. Kamu adalah alasan aku untuk selalu bangun lebih
awal karena selalu merasa tidak sabaran untuk bercengkrama denganmu lagi melalui
pesan teks itu. Ya hanya dengan pesan teks itu aku bisa merasa sangat bahagia,
aku tidak tau apa aku sudah mulai gila atau tidak. Tapi yang jelas, aku
bahagia.
Tapi aku
masih merasa sedikit minder karena ak hanyalah wanita biasa. Aku tidak begitu cantik,
bahkan mungkin aku bukanlah wanita ideal yang banyak diinginkan lelaki diluar
sana. Tetapi kamu berbeda, dengan segala kekurangan yang ada di dalam diriku,
kamu selalu mengatakan bahwa hal itulah yang buat kamu jatuh cinta. Aku pun
begitu, dengan segala kekuranganmu aku mencintaimu. Kekuranganmu bukanlah sebuah
alasan untuk aku tidak suka padamu. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu.
Terima
kasih, untuk kamu yang telah hadir dalam kehidupanku. Dengan segala kepolosanmu
dalam mencintaiku, kamu buat hari-hariku yang sangat membosankan ini menjadi
lebih berbeda. Terima kasih, sudah mau menjadi penjagaku saat ini. Terima
kasih, sudah memilihku. Kamu tau? Satu hal yang aku harapkan, aku harap semua
perasaan ini bukanlah sesuatu yang aku rasakan hanya sementara, aku ingin kamu
yang menjadi imam dalam sholatku kelak, aku ingin kamu yang akan melafazkan kalimat-kalimat
Allah di telinga kecil jagoan-jagoan kita kelak, aku ingin kamu yang akan terus
menuntunku untuk menjadi teman sehidup sesurga kelak, dan aku harap itu hanya
kamu. Teruslah mencintaiku dengan sederhana tanpa pernah merasa bosan. Aku
mencintaimu, sangat mencintaimu imamku.
i love it
BalasHapus